Sunday, 19 July 2015

Sindrom Kepala Meledak, Nyata atau Tidak?

Sindrom Kepala Meledak, Nyata atau Tidak?


Sindrom Kepala Meledak - Exploding Head Syndrome (EHS) di Indonesia lebih dikenal dengan nama Sindrom Kepala Meledak. Mungkin Anda yang membaca artikel ini akan merasa aneh dan tidak percaya tapi untuk lebih lengkapnya, mari baca ulasan dibawah ini.


Apa itu Sindrom Kepala Meledak ?

 
Sindrom Kepala Meledak, Nyata atau Tidak?


Sindrom Kepala Meledak merupakan sindrom temuan terbaru oleh para ahli sering juga disebut Exploding Head Syndrome (EHS). Sindrom ini menyerang penderita disaat hendak tidur malam atau bangun pagi. Orang yang menderita sindrom ini biasanya akan mendengar suara seperti bunyi mendenging yang halus, bahkan ada juga yang mendengar suara ledakan. Kondisi setiap penderita berbeda-beda, ada yang hanya mengalaminya sekali sehari, ada pula yang mengalaminya tujuh kali dalam sehari. Bunyi yang didengar masing-masing penderita juga bervariasi, ada yang mendengar bunyi petir, suara kembang api, bunyi ledakan, bahkan suara pintu dibanting.

Gejala Sindrom Kepala Meledak

 

Sindrom Kepala Meledak, Nyata atau Tidak?

 

Gejala yang dialami penderita sindrom kepala meledak tidak selalu sama. Beberapa penderita menerangkan bahwa mereka mendapatkan terpaan sinar dan suara-suara tembakan kuat. Merasa gelisah, jantung berdegup dengan kencang, dan diikuti sesak napas serta gejala umum lainnya selain suara keras.

Ada beberapa penderita yang mendengar suara hanya di salah satu telinga, sedangkan penderita lainnya mendengarnya di dua sisi telinganya. Ada kasus lain lagi, dimana penderita mendengar asal suaranya berasal dari dalam kepalanya. Peneliti menemukan bahwa sindrom ini lebih beresiko terjadi kepada orang dengan tingkat stress yang tinggi, kelelahan fisik dan mental. Sindrom ini lebih banyak menyerang kaum wanita daripada pria, range usianya juga berkisar pada wanita dengan usia diatas 50 tahun.

Sindrom ini mungkin terdengar sangat tidak masuk akal, tetapi jika ada salah satu dari kenalan kalian yang mengalaminya, anjurkan untuk sesegera mungkin mendapatkan pengobatan. Untuk sebagian besar masyarakat yang mengalami sindrom ini kadang menganggap bahwa ini adalah migrain sedangkan yang sebenarnya adalah Anda menderita sindrom kepala meledak.

Belum ada kepastian tentang apa penyebab dari sindrom ini. Tetapi para ahli menyarankan, bagi para penderita sindrom ini untuk dapat merelaxkan diri,melakukan yoga atau bermeditasi, bisa juga dengan mengkonsumsi obat-obatan karena belum adanya penelitian lebih lanjut tentang sindrom ini. Jadi mari kita lebih waspada terhadap setiap gejala-gejala penyakit yang pernah atau mungkin sedang menyerang kita saat ini.

Kleptomania, Sang Pengutil

Kleptomania, Sang Pengutil


Kleptomania, Sang Pengutil - Pernahkah Anda melihat seorang teman Anda mencuri sebuah buku notes kecil yang harganya tidak seberapa saat berbelanja dan melakukannya kembali dilain kesempatan? Berikut penjelasannya.

Apa itu Kleptomania?

Kleptomania, Sang Pengutil

Kleptomania merupakan bahasa Greek yang dikutip dari kata κλέπτειν yang artinya "to steal" dan  μανία yang berarti "mania". Dengan kata lain, kleptomania artinya mania mencuri. Seorang kleptomania memiliki gangguan psikologis dimana penderita tidak mampu menahan keinginan untuk mencuri yang akan terjadi berulang kali, dan barang yang dicuri juga tidak bernilai harganya. Kleptomania dapat terjadi pada siapa saja termasuk pada anak-anak, tetapi lebih sering ditemukan pada wanita daripada pria. 

Penyebab Kleptomania


Belum diketahui apa penyebabnya, tetapi para ahli menemukan bahwa beberapa faktor dibawah ini dapat menjadi penyebab terjadinya Kleptomania.
1. Bulimia Nervosa
   Kecenderungan seseorang untuk memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Ini terjadi karena obsesi seseorang akan bentuk-bentuk tubuh yang ideal, memiliki rasa takut akan gemuk.
2. Paranoid
    Penderita menderita gangguan mental dan berpikir seseorang ingin mencelakainya.
3. Cedera Otak
4. Hormon Seratonin dan Dopamin
   Merupakan hormon neurotransmitter dalam otak yang berfungsi mengatur mood, emosi dan kesenangan. Seorang kleptomania cenderung memiliki prilaku impulsif dengan hormon seratonin yang rendah sehingga menyebabkan penderita mudah terpancing dan sulit menahan diri.
5. Stress, cemas dan gangguan psikologis lainnya.

Ciri-ciri Penderita Kleptomania


1. Berkeinginan kuat untuk mencuri dan apabila ditahan akan mengakibatkan ketegangan pada penderitanya.
2. Mencuri untuk memuaskan batin, bukan karena masalah ekonomi.
3. Setelah mencuri, penderita akan merasa puas.
4. Menyesal setelah mencuri dan memiliki keinginan untuk mengembalikannya sesegera mungkin.
5. Gangguan ini akan muncul lagi secara berulang seiring dengan stress dan depresi yang melanda penderita.
6. Keinginan untuk mencuri terjadi secara spontan ketika melihat benda-benda tertentu. 

Cara Menyembuhkan Kleptomania

Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk menyembuhkan seorang Kleptomania.
1. Mengomsumsi obat-obatan seperti Antidepressant, Mood stabilizer, dan Benzodiazepines.
2. Terapi
  • Terapi CBT, penderita diharapkan dapat mengidentifikasi perilaku yang dianggap salah, pikiran negatif dan dapat mengubah prilaku serta pikiran tersebut menjadi lebih baik lagi.
  • CBT dan RET, penderita akan direkam secara diam-diam ketika melakukan aksi pencurian, rekaman video tersebut akan diperlihatkan kepada penderita berikut dengan diberikannya pengarahan terhadap perilakunya itu. 
  • Aversion therapy, dimana si penderita harus bertahan ketika rasa tidak nyaman muncul akibat dorongan-dorongan untuk mencuri dan penderita berusaha mengatur pernafasan dengan tepat ketika dorongan tersebut muncul.

Jika Anda berhubungan dengan orang yang mengalami gejala seperti yang diterangkan diatas, berikan dukungan kepadanya dan anjurkan untuk segera melakukan psikoterapi.

Thursday, 16 July 2015

Syndrome Trypophobia, Takut Terhadap Lubang

Syndrome Trypophobia, Takut Terhadap Lubang


Syndrome Trypophobia, Takut Terhadap Lubang - Pernahkah Anda merasa takut ketika Anda melihat lubang yang jumlahnya banyak? Merasa jijik, dan ketakutan yang berlebihan ketika Anda melihat sarang lebah, ataupun gambar dengan lubang-lubang kecil? Maka, Anda mungkin adalah seorang Trypophobic. Berikut penjelasannya.

Apa itu Trypophobia?

Syndrome Trypophobia, Takut Terhadap Lubang

Trypophobia adalah perasaan takut berlebihan yang anda rasakan ketika anda melihat lubang-lubang kecil.
Biasanya penderita sindrom ini akan merasa takut dan jijik yang berlebihan ketika mereka melihat lubang-lubang kecil seperti yang terdapat pada sarang lebah, jamur, biji bunga teratai, dan terumbu karang.

Penderita sindrom ini akan merasa tidak nyaman, aneh, merinding, bahkan merasa gatal setelah melihat lubang-lubang kecil. Penderita trypophobia akan memiliki reaksi sebagai berikut :
1. Ketika berhadapan dengan sumber rasa takutnya, penderita akan merasa gugup dan cemas.
2. Organ tubuh tidak dapat berfungsi secara optimal karena rasa cemas yang berlebihan.
3. Mengeluarkan keringat, merasa gugup, jantung berdegup kencang, cemas bahkan kesulitan bernafas.
4. Untuk penderita anak-anak akan mengalami tantrum dan terus menangis.

Penyebab Trypophobia

Sampai saat ini belum ada kepastian dari para ahli medis kedokteran mengenai penyebab dari phobia ini. Tetapi ada beberapa yang berpendapat bahwa trypophobia sama seperti semua phobia pada umumnya yang sudah dialami sejak anak-anak. Faktor lain yang diduga menjadi penyebabnya adalah trauma saat memasuki awal kehidupan.

Cara Menghilangkan Trypophobia

Hampir semua phobia memiliki cara penanganan yang sama yaitu dengan cara menghilangkan atau mengurangi sedikit demi sedikit ketakutan akan sesuatu hal. Dibawah ini cara menghilangkan trypophobia :

1. Terapi Perilaku
    Terapi ini memungkinkan seorang penderita untuk berubah dan menjadi lebih stabil dan mampu mengontrol perilaku yang tidak diinginkan sehingga penderita dapat mengatasi trypophobia ketika mereka melihat lubang-lubang kecil.

2. Terapi Kognitif
    Terapi ini diterapkan untuk mengubah rasa ketakutan berlebihan. Penderita juga diharapkan dapat mengontrol perasaan mereka dan dapat memisahkan antara yang nyata dan tidak.

3. CBT atau Cognitive Behavior Therapy
    CBT merupakan gabungan dari kedua terapi diatas yang digunakan terapis untuk menyembuhkan trypophobia. Penderita akan diajari ketrampilan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk memulihkan diri mereka dari phobia ini,

4. NLP atau Neuro-Linguistiuc Programming
    Pengobatan ini dilakukan dengan cara memprogram ulang pikiran penderita untuk mengurangi phobia. Ini cara yang paling cepat dan efisien untuk menyembuhkan trypophobia.

Jika Anda merasa Anda juga memiliki rasa takut yang hampir sama dengan sindrom ini, maka akan lebih bagus Anda menjalani salah satu terapi yang telah disebutkan diatas.